[Fan Fiction] Just Tell Me That I’m Beautiful, Oppa!

beautiful copy

Just Tell Me That I’m Beautiful, Oppa!

Main Cast:

–        Yein [Lovelyz]

–        Jungkook [BTS]

Genre: Fluff, romance, school life

Rating: Teen

Length: Ficlet

Kau sangat cantik hari ini,
esok hari kau juga masih cantik, bahkan hingga saat kau tua nanti, 
kau akan tetap jadi yang tercantik di mataku, dan juga di hatiku.

^^ Happy Reading! ^^

          Aku menopang daguku dengan tangan kiri yang bertumpu pada meja belajar. Pandanganku terfokus pada sebuah lembaran yang terisi oleh rentetan soal. Sesekali jika sudah kelewat frustasi, kutiup poniku hingga menyembul ke atas. Namun pada akhirnya aku menyerah pada soal ke 25. Baiklah, tak masalah, toh aku bisa minta ajari temanku untuk 5 soal yang tak bisa kukerjakan besok. Ah, Shin sonsaengnim benar-benar memiliki kebiasaan buruk. Ia selalu memberikan soal untuk dikerjakan terlebih dahulu sebelum menyampaikan materi yang harusnya ia ajarkan. Tapi setidaknya ada untungnya juga sih, kami –para murid- jadi lebih mudah menyerap apa yang beliau ajarkan karena sebelumnya materi itu telah dipelajari.

          Seketika ponselku bergetar, pertanda ada pesan dari SNS yang masuk. Langsung kusergap ponselku dan segera membaca pesan itu. Ah, dari Jungkook Oppa rupanya!

“Yein-a, apa kau sudah tidur?”

          Hari ini aku memang sengaja tak memberinya kabar sama sekali, bukan karena apa-apa, tapi tugas dari Shin sonsaengnim ini memang benar-benar tak akan segera selesai jika aku melakukan aktivitas lain.

“Belum oppa. Ada apa?”

          Aku menjawabnya dengan singkat. Beberapa saat kemudian ponselku pun berdering lama, itu artinya ada panggilan, tanpa melihat nama si penelepon, karena aku sudah tahu siapa itu.

Yoboseyo, oppa?”

“…”

Mianhae, aku mengerjakan tugas tadi, sulit sekali.”

“…”

“Bukannya aku tidak mau minta bantuanmu, aku lupa memberitahumu tadi sore.”

“…”

Oppa…, jangan ngambek, dong! Iya, iya aku salah. Memang selalu aku salah!”

“…”

“Iya, aku akan tidur setelah mencuci wajah.”

“…”

“Semoga oppa juga mimpi indah. Jalja~”

          Begitulah kami, selalu saja ada perdebatan kecil yang menjadi faktor keributan. Sedikit-sedikit merasa kesal. Usianya memang sudah hampir 19 tahun, namun sayang tingkahnya masih mirip bocah berusia 10 tahun. Tapi walau begitu, hal seperti itulah yang membuat hubungan kami yang terjalin selama kurang lebih 6 bulan tak membosankan. Aku sungguh menyayanginya, tak peduli seberapa kekanakan tingkahnya.

***

          Pukul lima pagi aku telah terbangun. Sejenak kulakukan peregangan untuk memulihkan keadaan otot-otot yang kaku. Setelah itu, aku segera menuju kamar mandi, lantas mempersiapkan diri.

          Hari ini diadakan event tahunan memperingati ulang tahun sekolah. Jadi, para siswa kelas 1 dan 2 diwajibkan mengenakan busana tradisional Korea karena tema dari ulang tahun kali ini ialah “Culture Appreciation”. Aku cukup repot mempersiapkan semua ini. Kalian tahu sendiri kalau tata cara mengenakan hanbok itu sangat rumit, bukan? Belum lagi saat kita akan mengenakannya untuk berjalan, terasa sangat berat. Untung ulang tahun sekolah jatun di musim dingin, jadi aku tak akan kegerahan saat mengenakannya.

          Setelah semuanya siap, aku pun berangkat ke sekolah diantar ayahku. Sebenarnya pada keseharian, aku selalu berjalan ke halte sebelum berangkat untuk menunggu bus datang. Namun karena ayah khawatir padaku gara-gara aku memakai hanbok, beliau rela izin datang terlambat ke kantor hanya untuk mengantarku ke sekolah. Sangat mengharukan, bukan?

          Sesampainya di sekolah, suasana berbeda pun dapat aku rasakan. Hiasan yang berhubungan dengan kebudayaan Republik Korea Selatan dapat terlihat di setiap sudut. Kelopak bunga sakura menghiasi sepanjang jalan. Sungguh indah.

          Aku memasuki kelas, suasananya berbeda dari biasanya. Kadar ketampanan dan kecantikan teman-temanku naik 100% ketika mereka mengenakan pakaian tradisional Korea.

“Yein-a, hanbokmu berwarna pink, lucu sekali!” sambut Sujeong dengan senyuman pagi harinya yang terlihat cerah. “Gomawo. Hanbokmu juga bagus, warna biru langit, aku suka!” balasku menanggapi pujiannya.

Omo, Yein-ssi…, kau mengenakan hanbok? Aku sungguh terkejut!” sambar Sungjong. “Jeongmal yeppuda!” sahut Sungyeol.

“Kalian apa-apaan sih?” balasku tersipu.

“Kau sangat cantik bila berdandan feminin. Sayang kau milik Jungkook sunbae, hahaha.” Kata Sungjong.

“Hehehe, kamsa hamnida. Kalian juga sangat keren dengan kostum ala drama kolosal itu.” Ucapku sambil mengacungkan jempol dan mengarah pada keduanya.

“Ayo semuanya, segera berkumpul ke lapangan, kita akan mengadakan upacara!” Salah seorang guru mengingatkan kami semua. Setelah menaruh tas, aku pun segera menuju ke lapangan bersama Sujeong.

          Selesai upacara, kami kembali ke kelas. Dan lucunya, pelajaran tetap ada. Oh sungguh, aneh sekali jika kami harus belajar mengenakan kostum seperti ini. Pasti akan sangat tidak nyaman.

          Ngomong-ngomong, daritadi aku belum bertemu Jungkook oppa sama sekali. Memang sih, kelas 3 tidak diwajibkan mengenakan pakaian tradisional dan mereka juga tidak disuruh ikut upacara. Tapi aku benar-benar merindukannya karena seharian kemarin aku sama sekali tak memberinya kabar.

***

          Bel istirahat berbunyi dan waktu itu hanya kugunakan untuk duduk manis di kelas karena aku membawa makanan dari rumah. Dengan roti di tangan kanan dan ponsel di tangan kiri, aku sedang mencoba mengirim Jungkook oppa pesan sambil mengunyah roti.

Oppa eodisseoyo?” dan beberapa detik kemudian, datanglah sebuah balasan, “Aku di perpustakaan.”

“Hm, geurae…”

“Sebentar ya, aku mau mengikuti latihan untuk tes TOEFL-ku besok.”

Oppa fighting, ne!”

          Menyebalkan sekali! Apa dia tak merindukanku juga? Ya sudahlah kalau memang Jongkook oppa sedang sibuk. Mungkin nanti kita akan bertemu. Aku pun kembali menopang daguku dengan tangan, kemudian melanjutkan mengunyah roti.

***

          Guru pelajaran kimia paling tampan datang, siapa lagi kalau bukan Shin sonsaengnim! Beliau membuka pelajarannya dengan cerita lucu –seperti biasanya. Lantas ia pun membahas tugas yang minggu lalu ia berikan. Saat beliau membuka sesi pertanyaan, aku pun langsung mengacungkan tangan untuk menanyakan cara menyelesaikan soal nomor 27. Sebelum menjawab pertanyaanku, terlebih dahulu ia mengomentari penampilanku hari ini. “Wah, Yein-a…, kau nampak amat berbeda hari ini. Kuyakin Jungkook akan semakin suka padamu.” Celoteh beliau. Wajahku merona merah dibuatnya.

          Jungkook oppa memang sangat dekat dengan Shin sonsaengnim, bahkan ia sering ke rumah beliau untuk belajar dan menginap. Kata Jungkook oppa, Shin sonsaengnim itu guru yang hebat dan tak ada duanya, ia juga telah menganggap beliau sebagai ayahnya sendiri. Memang benar sih, cara mengajar beliau sangat menyenangkan dan tak pernah membuat para murid merasa bosan.

          Akhirnya beliau menjelaskan dengan teramat rinci mengenai soal nomor 27. “Bagaimana semuanya? Kalian sudah paham? Yein, sudah jelas, kah?” tanya Shin sonsaengnim. “Ye, sonsaengnim. Kamsa hamnida.” Jawabku.

          Hingga pada akhirnya waktu pulang pun tiba. Aku membereskan buku yang berserakan di meja dan memasukkannya ke dalam tas. Kuraih tas punggungku dan segera berjalan keluar kelas.

          Aku kembali mengirimi Jungkook oppa sebuah pesan singkat. Oppa masih di sekolah?” dan tak lama kemudian, datanglah balasan dari ‘pria jelek’ itu. “Tentu saja, sedari tadi aku menunggumu. Kau di mana, chagi-ya?”

“Aku di depan kelas.”

“Ya sudah, tunggu! Aku segera ke sana.”

          Dan tak perlu menunggu lama, ia pun akhirnya datang. “Maaf membuatmu menunggu lama.” ucapnya dengan napas yang sedikit tersengal. “Aniyo…, aku baru saja keluar dari kelas, kok!” balasku. “Hm, ya sudah kalau begitu, ayo kita pulang bersama.” Ajaknya. Kami pun berjalan beriringan menuju halte.

          Di perjalanan, ia terus menceritakan tentang kejadian selama latihan tes TOEFL, ia bilang sedikit kesulitan di latihan tes listening, dan aku cuma bisa menyemangati dan meyakinkan kalau ia pasti bisa. Kemudian ia mengomeliku karena dengan jujur aku mengatakan kalau kemarin malam aku tidak makan. “Chagi-ya! Sudah berapa kali kukatakan padamu, makanlah di malam hari supaya kau punya tenaga untuk tidur. Aku cuma tidak ingin kau kenapa-kenapa!”

“Mian, aku tidak lapar, jadi kurasa tak perlu makan malam.”

“Terserah kau saja, mau menurutiku atau tidak.” Responnya tak acuh.

Oppa-ya! Kenapa sih kau pemarah sekali?” aku menggerutu kesal, namun ia malah terdiam. Tiba-tiba langkahnya terhenti dan langsung mencekal tanganku, aku sontak menghentikan langkahku juga. “Mwoya?” tegurku. “Maaf, mungkin aku saja yang berlebihan. Tapi aku benar-benar khawatir padamu. Aku hanya ingin kau menjaga kesehatan, Yein-a. Sungguh, hanya itu yang aku inginkan.” Jelasnya dengan mata nanarnya dengan tajam menusuk relungku. Kurasa ia benar-benar serius. Aku luluh seketika. “Ne oppa, maaf aku tak pernah mendengar nasihatmu. Aku janji akan lebih menjaga kesehatan sekarang.”

Gomawo, chagi-ya…” ucapnya sambil mencubit gemas hidungku.

          Sesampinya di halte, kami duduk bersebelahan untuk menunggu bis datang. Kebetulan jalan rumah kami searah, jadi setiap hari kami selalu pulang bersama.

          Akhirnya bis yang kami tunggu datang juga. Jungkook oppa mempersilakan aku untuk naik duluan dan ia berjaga-jaga di belakangku. Katanya ia selalu takut kalau ada orang yang mengambil tuan putri kesayangannya. Seperti yang kubilang sebelumnya, ia selalu bersikap kekanak-kanakan.

          Butuh perjuangan ekstra untuk menaiki bis saat sedang mengenakan hanbok. Entah sudah ke berapa kalinya aku hampir tersandung saat hanbok yang kucincing ini merusut dari tanganku.

          Di bis, aku dan jungkook oppa duduk bersebelahan lagi. Namun ia tak banyak bicara seperti saat kami berjalan menuju halte tadi. Aku pun jadi sedikit kesal. Dan sedari tadi, ia sama sekali tak mengomentari penampilanku saat mengenakan hanbok. Entah aku terlihat cantik, lucu, atau bahkan biasa saja di matanya, aku tak tahu.

“Hm, Yein-a…, kenapa kau cemberut terus?” celetuknya, akhirnya ia sadar dengan perubahan sikapku.

Ani, gwaenchanayo.” Balasku singkat.

“Aku tahu kamu bohong! Ada apa? Ceritakan padaku.”

“Aku benar tidak apa-apa, Jungkook oppa!” tegasku.

“Benarkah? Tapi kenapa wajahmu seperti itu?”

“Seperti apa? Aku merasa biasa saja, tuh!”

“Kau benar tak mau jujur? Menutupi masalah dariku?” matanya menatapku tajam, dan itu benar-benar seram. Aku pun sontak menunduk, “Sebenarnya…” aku menggantungkan kalimatku.

“Sebenarnya apa, eo?” ia masih tetap menatapku intens.

“Kenapa sih oppa tak pernah memuji penampilanku? Semuanya bilang aku cantik saat memakai hanbok ini. Tapi oppa, pacarku sendiri, malah tak mengatakan apapun! Oppa menyebalkan!” dan kemudian aku pun mendorong dadanya dengan jengkel. Ia menghela napas perlahan, lantas menggelengkan kepala.

Chagi-ya…,” ucapnya lirih sambil membelai lembut rambutku.

“Tanpa perlu aku mengatakannya, harusnya kau tahu kalau kau adalah yang tercantik di mataku. Wajahmu cantik, apalagi hatimu, teramat sangat cantik. Walau aku tak pernah mengatakannya, yakinlah kalau aku selalu meletakkan posisimu pada kursi terdepan di hatiku. Kau sangat cantik hari ini, esok hari kau juga masih cantik, bahkan hingga saat kau tua nanti, kau akan tetap jadi yang tercantik di mataku, dan juga di hatiku.” Jelasnya sangat manis. Dan aku yakin, pasti semburat merah telah merona di pipiku sekarang.

          Tangannya mulai menggeladik, dan perlahan-lahan kelima ruas jarinya menelusup ke sela-sela jemariku. Ia pun menggenggamnya erat sekali. Kemudian ia menyandarkan kepalanya pada pundakku dan sesekali mengendusi aroma apel rambutku. “Saranghae, Yein-a…” bisiknya tepat di telingaku. “Oppa, mwoya…” balasku dan lagi-lagi ia membuat semburat merah ini merona di pipiku.

end-logobyme

          Wuhhuuu!! Setelah sekian lama akhirnya diriku kembali menulis FF, dan genrenya lagi-lagi fluffy. Dan ini FF lovelyz pertama yang aku bikin. Hehehe, lagi suka sama girlband itu, pada imut semua 😀 Sebenernya project FF-ku banyak sekali, cuma terbengkalai karena aku….., males >3< Serius deh, pulang sekolah tuh rasanya pengen langsung tidur aja, terus Sabtu-Minggu aku buat nonton drama korea, awkwkwk~

          Pokoknya aku harap kalian menikmati FF ini, semoga kalian suka. Kalau ga setuju sama pair-nya, aku cuma bisa bilang, “Suka2 gue, ini FF gue!” :v Thanks for reading 🙂

8 pemikiran pada “[Fan Fiction] Just Tell Me That I’m Beautiful, Oppa!

  1. Waa~~ sekolahku Juga mau acara HUT Sabtu besok, tema Maleficent, (gatau?) #lupakan… hwaaa~~ kook kook kookoorooyoookk #ayam.
    Bagus, Lel! Tapi ada beberapa typo sama spasi, efek produksi 2 jam kali yah #sotoy. Tapi bagus kok, bener deh! tebakan gue bener :D, fluff, romance, ficlet *hurraa
    Mangattt!!!

    Suka

  2. Wee lely is back! Chukkahanda♡♡
    Aku suka karakter sweetnya jungkook disini, soalnya semua ff jungkook yg tak baca itu dia jd cowok fluff wkwkw. Ini first time baca jungkook jd sweet wkwkwk.
    Btw sekian lama kamu hiatus skill nulismu have improved a lot! Kamu hiatus beneran ga sihh–‘
    Cuman ada beberapa EYD sama kapital huruf yg perlu diperhatikan 🙂
    Last, I think this story is memper memper sama ceritamu w/ geu oppa who came to telkom hahaha. Trus perayaan hanbok itu kayak perayaan hari kartini kemaren :p
    Benarkah dugaanku? Hamya kau yang tahu jawabannya :v

    Keep Writing!

    Suka

    • Haha, ya krn hiatus jd aku lebih sering jd readers ff, genre favoritku sih yg romance fluffy kaya gini, tpi sumpah ceritanya pd pasaran & nanggung, jd krn dendam aku memutuskan buat ff sendiri yg sesuai dgn keinginanku. Aku jg baca2 ulang ff drabble/ficlet ku sendiri. Jd klo ada ilmu yg hilang bs tak inget lg.
      Hahaha, klo masalah ini real story atau bukan, ya jelas bukan.. krn ga mungkin kita hidup dgn cerita yg beneran mirip dgn FF. Ini hanya sebuah delusi yg dibumbui oleh fantasi liar 😀 trs sungjong & sungyeol kan jls bkn temen sekelasku, mending mereka jd guru pemrogramanku aja lah wkwk
      Emg iya sih inspirasinya dr hari kartini, banyak yg bilang aku keliatan beda klo pake rok hehe..
      Tes TOEFL itu jg beneran ada xD
      Dan endingnya, aku mikir keras gmn caranya bikin itu terasa semanis mungkin.
      Makasih udh baca & comment 🙂 Btw kasih tau letak kesalahannya di mana dong biar aku ga mati penasaran :v

      Suka

  3. Hai ketemu lagiiii:3
    Ini fluffy berlebihan banget asdfghjkl ga ngerti lagi deh cah pitik sa ae:”””
    Suka sama storylinenya, berasa lagi makan gula-gula kapas di taman bermain sambil gandengan tangan dengan Suga (karena ffnya kemanisan jadi di-compare sama manusia semanis gula juga).
    Lucuuuuuu huhu suka♡♡♡ keep writing!^^

    Suka

  4. OH MY GOD!!!! Hayoloh kak, aku muncul dalam 3 post sehari :v

    SUKA BANGET! To be honest, ini pertama kalinya aku baca Fanfiction. Selama 3 tahun jadi Kpopers aku belum pernah sekalipun baca FF. #okeinilebay. Maksudnya ya, paling buatan teman dan ga pernah ada feel yang ‘real’ sama sekali.

    Kebetulan kemarin pas lagi nyari momen couple SuHope (Suga & J-Hope BTS), ada satu couple yang namanya Jungyein. Akupun langsung mikir, Jungkook dan Yein? Karena aku suka lovelyz juga, aku iseng nonton dan fancam-nya bener-bener bikin aku mode on. EH TAU-TAUNYA KAKAK BIKIN FF TENTANG MEREKA. Ampun deh, sweet banget. Jungkook disini sifatnya lucu, Yein imut, aaaa suka banget! >.<

    Kak, mau request boleh dong ya? Secara aku kan udah 3 kali komentar padahal pengunjung baru :v

    Ehehe, kalo kakak ada waktu, tolong buatkan FF fluffy, school life(?) yang cast-nya V BTS sama Sujeong Lovelyz ya!! Kamsha~

    Suka

    • hwaaaa komen kamu panjang sekali, duh imutnya :3
      hahaha ya ampun aku kaget pas baca bagian ini pertama kalinya kamu baca FF :’v
      iya aku juga suka JungYein soalnya muka mereka mirip, suka sama JungHalla juga sih tapi The Ark gak ndang comeback huhuhu
      okeee secepatnya akan kubuat FF Taehyung – Sujeong ^^ tunggu aja 🙂
      kalo bisa kasih CP haha biar kalo udah jadi aku bisa kabarin 🙂
      thanks ya udah mampir

      Suka

Comment Is Free of Charge (*^▽^*)