When My Wife Sick

when  my wife sick

Author: You know lah.. ==”

Genre: Marriage life

Rating: PG-17

Cast: Kim Jong In and Nagisa Park

Leght: Oneshot

Ini Sequelnya Initially Just A Stranger lho, mblo! ^^

.

.

Malam hari setelah minum susu, Nagisa dan Jonginpun segera menuju tempat tidur untuk merebahkan tubuh yang sudah lelah karena melakukan aktivitas seharian.

Oh oh so lucky to have you… so lucky to be your love~~” terdengar Nagisa yang menyanyi.

“Hayooo… untuk siapa? Aku ya?” celetuk Jongin.

“Apa’an sih?! Aku cuma menyanyi, tahu!” elak Nagisa. Padahal sebenarnya, lagu itu memang ia tujukan pada Jongin, suami yang sangat keren di matanya.

“Oh gitu.” tukas Jongin singkat dan mendadak bad mood, namun segera ia tutupi dengan mengubah posisi tidur yang awalnya telentang menjadi miring.

Haduh, salah lagi… Nagisa, kenapa sih kaumasih tetap gengsi mengakui keberadaan  Jongin oppa sebagai suamimu?! Nagisa merutuki kecerobohannya.

“Iya, lagu itu memang untuk Jongin oppa, aku beruntung menjadi istrimu.” kata Nagisa mencoba menghibur suaminya yang ngambek.

“Oh aja.” balas Jongin dengan tetap pada posisi tidur miringnya. “Ayolah… seperti ini bukanlah dirimu, yang boleh bersifat kekanak-kanakan itu cuma aku!” bujuk Nagisa sambil menggoyang-goyangkan lengan Jongin.

“Baiklah…” dengus Jongin sambil berbalik dan menghadap pada Nagisa. Ia mendongak dan menatap istrinya itu, “Apa?”

“Tidak ada apa-apa. Hanya, kaujangan marah saja padaku, ya?”

“Iya…” jawab Jongin datar, bahkan kelewat datar hingga terkesan tidak niat menjawab.

Oppa… jangan bersikap dingin padaku!” rengek Nagisa saat melihat Jongin yang sepertinya masih terlihat kesal.

“Aku ngantuk, sayangku…”

“Hm, begitu ya?”

“Maumu sebenarnya apa sih?”

“Aku hanya ingin bicara banyak denganmu, suamiku sendiri. Sudah sekitar sebulan berhubungan tapi keakraban kita masih seperti hubungan teman sekelas.”

Setelah mendengar ujaran Nagisa, Jonginpun segera bangkit dari posisi tidurnya menjadi bersandar pada kasur. Ia perhatikan lekat-lekat wajah Nagisa dengan senyuman tipis. Jongin membelai lembut rambut istrinya, sambil berucap, “Iya, kita memang kurang dekat.”

“Sudah ada tanda-tanda belum?” tanya Jongin tiba-tiba.

“Tanda-tanda apa?” Nagisa bertanya balik.

“Jangan pura-pura bodoh…”

“Oh itu… Ya mana tahu, tapi sih sepertinya belum. Baru melakukan satu kali, masa langsung menghasilkan zygot? Nanti dulu lah, aku juga masih kuliah dan fokus jadi fotografer.”

“Siapa tahu kau adalah gadis yang subur,”

“Gadis kaubilang?”

“O iya, maaf… Wanita maksudku.”

Jongin yang awalnya ngantuk beratpun menjadi tidak lagi karena obrolan asalnya dengan Nagisa. Keheninganpun lagi-lagi menyelimuti mereka.

“Aku boleh tanya sesuatu?” celetuk Jongin yang ingin memecah keheningan.

“Apa? Tanyakan saja, akan kujawab, kok!” balas Nagisa antusias menunggu sebuah pertanyaan terucap dari Jongin.

“Dulu… Saat malam pertama denganku, apa yang kaurasakan? Apa kaumenyesal menikah denganku?” Sedikit terkejut dengan pertanyaan Jongin yang sedikit menusuk, Nagisapun segera meraih lengan suaminya dan ia peluk erat.

“Hey, apa yang kaulakukan?” tanya Jongin yang bingung dengan reaksi mendadak Nagisa.

“Hanya berjaga-jaga. Siapa tahu nanti oppa tidak suka dengan jawabanku. Jika sampai terjadi, aku bisa tetap memeluk lenganmu, atau mungkin menciummu untuk mencairkan suasana. Seperti yang biasa kaulakukan…”

“Apa kaubilang? Aku tak selalu menggunakan ciuman!”

“Bisa aku mulai menjawab sekarang?”

“Silahkan,”

“Awalnya aku hampir depresi, kautahu?Aku ingin sekali punya suami yang berprofesi sebagai animator, atau kalau tidak, dia seorang otaku. Jadi kan, dia bisa membantuku untuk cosplay projects,”

“Tapi yang kaudapat malah seseorang yang melarangmu ber-cosplay, right?”

“…”

“Kaumenyesal ya?”

“Um, tiddaaakk… Aku sudah merelakan semuanya, kok!”

“Walaupun–”

“Walaupun aku sangat menyukai cosplay…” sambung Nagisa dan langsung menunduk sambil menggingiti bibirnya. Jongin dapat merasakan kesedihan yang menyelimuti hati istrinya. Namun apa boleh buat, Jongin melarang Nagisa ber-cosplay juga untuk kebaikannya.

Apa aku terlalu egois? gumam Jongin.

“Lalu, bagaimana denganmu? Di awal, oppa ingin wanita yang seperti apa untuk dijadikan istri?” giliran Nagisa bertanya.

“Yang cantik, pantang menyerah, dan menurut padaku. Tapi yang kudapatkan malah Nagisa yang manja dan mudah tersinggung,” jawab Jongin –yang tentu saja– bercanda.

“Ih, apa aku tak ada baik-baiknya di matamu?!” oceh Nagisa.

“Hehehe, aku suka sifatmu, kok! Kau itu baik dan pantang menyerah. Buktinya, kau bela-belakan belajar memasak terus-terusan agar kita bisa selalu sarapan dan makan malam bersama. Ya ‘kan?”

“Jadi, kautidak menyesal setelah dijodohkan denganku?” tanya Nagisa yang dibalas gelengan oleh Jongin. Iapun menyingkirkan poni yang berantakan di wajah Nagisa. Ia cengkram erat kepala belakang Nagisa.

Saranghae…” ucap Jongin yang kemudian langsung mengunci bibir Nagisa dengan bibirnya. Ia lumati bibir bawahnya, lain halnya dengan Nagisa yang malah memainkan lidahnya di bibir bagian atas milik Jongin.

Setelah ciuman itu terlepas, Jonginpun mengembangkan senyuman di bibirnya. Ia bahagia malam ini. “Aku tidak tahu kenapa aku ingin sekali menciummu,” katanya.

“Jangan banyak alasan,” timpal Nagisa. “Ngomong-ngomong, baru sekali ini loh, kauseperti sangat menikmati ciumanku, hohoho~~”

“Jangan bahas itu, kaumembuatku malu saja!”

“Sepertinya, aku mulai terbiasa dengan ciumanmu. Jadi ya… Hm, kautahu sendiri lah…”

“Ya sudah, mari kita tidur. Jangan lupa bangunkan aku di pagi hari.”

“Oke.”

.

.

Jongin terbangun dari tidurnya, ia menengok jam. Seketika matanya terbebelalak. Sudah jam 7??! Sial, aku kesiangan! geramnya kesal.

“NAGISA! KENAPA KAUTIDAK MEMBANGUNKAN AKU, HUH??!” omel Jongin pada istrinya yang masih menutup dirinya dengan selimut tebal. Tak ada jawaban dari yang diomeli.

Sekonyong-konyong Jongin membuka selimut yang membungkus Nagisa itu.

“Nagisa…” gumam Jongin menatap terkejut istrinya. Nagisa sedang dalam keadaan terbujur dan masih pulas tertidur.

“Nagisa…” gugah Jongin sambil mencubit-cubiti pipi istrinya. Dirasakan hangat pada pipi Nagisa saat ia mencubitnya. “Nagisa, kaudemam?” tanya Jongin. “Mollayo, oppa.” jawab Nagisa sambil mengerjap-ngerjapkan matanya.

“Kausakit, tapi kenapa? Tidak biasanya…”

“Mungkin daya tahan tubuhku menurun,”

“Jadi, apa sebaiknya kau tidak masuk kuliah saja?”

“Iya, badanku sangat lemas.”

“Ya sudah, kaulanjutkan tidur saja, aku mau siap-siap bekerja.”

“Maaf tidak bisa menyiapkanmu sarapan pagi ini,” ucap Nagisa.

“Iya, kauistirahat ya… Semoga cepat sembuh!” balas Jongin kemudian mengecup lembut dahi istrinya.

.

.

Di rumah, Nagisa yang daritadi hanya berbaring lemaspun merasa lapar. Jelas saja, dari pagi ia belum makan, sedangkan suaminya bekerja. Ia merutuk, namun tak tahu siapa yang harus disalahkan.

Apa Jongin oppa tak berpikir kalau aku juga butuh makan? Enak sekali langsung berangkat dan makan di kantin kantornya! rutuk Nagisa yang hanya bisa berguling-guling di kasur untuk menahan rasa lapar dan jenuhnya menunggu Jongin pulang.

Nagisapun nekat bangun untuk menuju dapur kemudian memasak makanan. Namun belum sampai ke dapur, ia sudah merasakan pusing dan pingsan. Ia terkapar di lantai yang dingin. Sudah sakit, terbaring di tempat yang tak layak pula!

Di sisi lain…

Bagaimana ya keadaan Nagisa? Aku juga bodoh, kenapa bekerja tanpa meninggalkannya obat dan makanan? Ah, lebih baik aku pulang sekarang untuk merawatnya!

Sesampainya di rumah, ia membuka pintu yang sengaja dikunci dari luar agar tak ada seorangpun yang bisa masuk dan mengganggu Nagisa.

Saat ia sedang berjalan menuju kamar untuk menemui Nagisa, ia melihat tubuh seseorang yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai sekitar dapur. Matanya terbelalak dan nafasnya terkecat. Lalu dihampirilah ia oleh Jongin.

“NAGISA!!” pekik Jongin sembari mencoba membangunkan Nagisa yang pingsan. Karena Nagisa tak kunjung bangun juga, Jonginpun membopongnya ke kamar.

“Maafkan aku ya… pasti karena kaulapar dan ingin mencari obat,” kata Jongin sambil mengelus pipi istrinya yang masih tak sadarkan diri.

“Jongin oppa…” desis Nagisa dengan intonasi yang acak-acakan.

“Nagisa, kausudah siuman, sayang?” tanya Jongin sedikit terkejut.

“…”

“Kausudah makan?” tanya Jongin.

Setelah itu, tak ada timpalan berlanjut dari yang ditanyai untuk si penanya.

“Marah?”

“Uhuk! Uhuk!” Nagisa terbatuk-batuk sebelum bisa menjawab dugaan Jongin. Tapi memang iya, dia marah karena Jongin yang keterlaluan menelantarkannya.  Memangnya dia robot, bisa ditinggalkan sendiri tanpa makanan dan obat ketika sedang lemah?

Dasar suami ngga peka! rutuknya dalam hati.

“Sebentar ya, biar kuambilkan obat dulu,” kata Jongin sambil bergegas untuk mencari obat demam.

Kenapa tidak daritadi?!

Sekembalinya Jongin dari mengambil obat, ternyata Nagisa sudah terlelap lagi.

“Sayang… ayo minum obat dulu, bangunlah!”

Aku belum makan, mana bisa minum obat! batin Nagisa yang hanya pura-pura tidur.

“Baiklah, aku tak akan memaksa… Kausudah 21 tahun, harusnya tidak lagi bersikap kekanak-kanakan seperti ini,” tutur Jongin kemudian keluar kamar dan meninggalkannya.

MENYEBALKAN! geram Nagisa.

.

.

Jongin berada di ruang tengah sambil menonton TV sampai malam, sesekali juga ia mengintip diam-diam Nagisa, dan setiap kali ia mengintip keadaannya tetap sama, Nagisa tertidur.

Anak itu kenapa lagi sih, ya Tuhan? dengusnya frustasi.

Kemudian muncul inisiatif di pikirannya untuk menghubungi orang tua Nagisa. Ingin tahu bagaimana sebaiknya cara merawat Nagisa yang sedang sakit.

“Halo, ada apa, Jongin?” sapa dan tanya mamanya Nagisa selaku pengangkat telepon.

“Mama, Nagisa sakit… Sedari tadi ia tak mau bicara denganku. Aku harus bagaimana?”

“Nagisa sakit? Bagaimana keadaannya?” Nyonya Park mendadak panik.

“Dia kena flu biasa, ma…”

“Sudah kauberi obat?”

“Itulah, saat kusuruh minum obat dia malah tetap tidur.”

“Nagisa itu memang hampir tidak pernah sakit dan selalu merasa sehat. Dia gengsi minum obat, tapi tetap paksa dia minum obat ya?” jelas Nyonya Park.

“Iya, ma… Terima kasih.”

Jonginpun langsung bergegas masuk kamar, selain sudah malam dan waktunya untuk tidur, ia juga ingin mencoba lagi membujuk Nagisa untuk minum obat.

“Sayang… sudah selesai ngambeknya? Ayo minum obat, menyiksa diri sendiri itu nggak baik loh!” ucap Jongin saat membujuk Nagisa agar mau minum obat.

“Nagisa… Kau juga belum makan sejak tadi pagi… Ayo katakan apa yang kauingin, akan aku belikan!” timpal Jongin.

Oh tuhan, kenapa wanita selalu membuatku sakit kepala? rutuknya frustasi sambil mengacak-acak rambut.

Melihat Nagisa yang tetap diam dan menutup seluruh badannya dengan balutan selimut, Jonginpun memutuskan untuk mengganti atasannya dengan kaos oblong agar nyaman ketika tidur.

Saat akan memakai kaos tersebut, ia rasakan sepasang mata yang memperhatikannya, siapa lagi kalau bukan Nagisa. Seketika Jongin menyeringai licik, baru saja ia mendapat ide cemerlang agar Nagisa tak lagi bersikap acuh padanya. Ia letakkan kembali kaos oblong itu ke dalam lemari dan menuju kasur dengan bertelanjang dada.

Ia tiduri kasur itu dengan Nagisa yang memunggunginya. Hanya rambut panjang yang hitam legam itulah yang dapat ia lihat.

Dengan cepat Jongin langsung merengkuh pinggang istrinya dari belakang dan semakin ia eratkan rengkuhan itu. Memperlakukan istinya seperti guling, pahanyapun mengapit paha Nagisa, bahkan sangat erat.

Ia buka rambut yang menutupi telinga Nagisa.

“Sayang… cepat sembuh ya, dan aku akan mengizinkanmu ber-cosplay,” bisik Jongin lembut. Nagisa membelalakkan matanya, tak percaya dengan apa yang dilakukan dan dikatakan suaminya.

Nagisa langsung berbalik dan menatap Jongin lekat-lekat.

“Yang benar?” tanya Nagisa sedikit kurang yakin. “Iya…” jawab Jongin sambil memainkan hidung Nagisa. “GOMAWO, OPPA!!!” jerit Nagisa saking senangnya.

“Kauminum obat ya?”

Ne,” balas Nagisa sambil mengangguk.

Selesai makan dan meminum obat, Nagisapun tidur kembali.

Oppa, sepertinya aku tak akan bisa tidur.” ucap Nagisa.

“Jelas saja, dari pagi kau tidur terus!”

“Hehehe,”

“Sebenarnya, malam ini aku sangat bergairah. Tapi, kaunya sakit…”

“Bagaimana kalau aku memelukmu sampai pagi saja?”

“Kurang…”

“Oh… kenapa aku punya suami yang sangat sulit menahan diri…”

“Hanya bercanda, tidak perlu… Kautidur dengan posisi yang biasanya saja.”

Tanpa diduga-duga sebelumnya oleh Jongin, tiba-tiba Nagisa menimpali tubuh Jongin dengan tubuhnya. Ia sandarkan kepalanya di dada bidang suaminya.

“Ternyata kaubisa agresif juga ya?” cibir Jongin.

“Sama suami sendiri, apa salah?” balas Nagisa.

“Hehehe, nggak kok!” jawab Jongin sambil mengelus rambut Nagisa.

“Ternyata dijodohkan itu enak juga ya…” kata Jongin.

“Kenapa?” bingung Nagisa.

“Karena kita tak saling kenal sebelumnya, kita juga tak pernah melakukan skinship. Jadi saat aku berhubungan denganmu, aku selalu rindu.”

“Apa’an sih?! Jangan bicara yang aneh-aneh,”

“Yang barusan itu kalimat lain dari ungkapan aku menyayangimu, tahu! Huh, dasar!”

“O, begitu… Hehe, maaf. Aku tak terlalu mencernanya.”

“Kauyakin akan tidur dengan posisi seperti ini?”

“Hm, nggak juga sih. Leherku sakit.”

“Ya sudah, turunlah. Aku juga keberatan. Rambutmu juga, tajam-tajam, kulitku sakit!”

Setelah turun dari tubuh Jongin, Nagisapun menarik selimut dan me tak akan alergi!”

“Berhenti menyindirku!”

***mejamkan mata. Kembali, Jongin merengkuh pinggang istrinya itu, namun sekarang istrinya dalam keadaan berbaring, bukan miring dan membelakanginya.“Apa oppa akan tetap bertelanjang dada?” tanya Nagisa. “Malas pakai baju. Lagipula, aku

Paginya, Jongin terbangun duluan. Terlihat jam masih menunjukkan pukul 5 pagi. Ia bangun kepagian. Istrinya masih tertidur pulas, iapun meletakkan punggung tangannya di kening Nagisa. Terasa masih panas, namun tak separah kemarin.

“Nagisa, ayo bangun!” gugah Jongin pada istrinya itu.

Oppa… aku masih ngantuk, tahu!” protes Nagisa.

“Tidak bisa begitu… Ayo, aku akan mengajakmu jogging!”

“Aku kan sedang sakit, oppa…”

“Saat sakit, kauharus bersikap seperti orang sehat, supaya cepat sembuh!”

“Nggak mau! Kalau mau jogging, jogging sendiri saja sana!”

“DILARANG MEMBANTAH PERINTAH SUAMI!” Jongin berucap dengan penuh penekanan. Langsung saja Jongin menarik paksa tangan Nagisa.

“Ayo cepat ganti baju, kutunggu di ruang tamu!” ucap Jongin.

“Iya…” balas Nagisa berjalan menuju kamar mandi dengan langkah gontai.

Selesai mencuci muka dan berganti baju, seusai perintah suaminya, Nagisapun bergegas ke ruang tamu.

Oppa, aku sudah siap…” ucap Nagisa.

“Kalau begitu, ayo segera pergi!”

Setelah pemanasan, merekapun berlari-lari kecil mengitari komplek perumahan.

“Aku capek!” ujar Nagisa setelah sekitar 15 menit berlari.

“Ayo teruskan, TATAKAE! TATAKAE!” seru Jongin menirukan gaya Eren, chara yang akhir-akhir ini sedang disukai Nagisa.

“Aaah! TATAKAE!” timpal Nagisa dan langsung melanjutkan berlari.

Ternyata TATAKAE bisa membuatnya bersemangat ya… ==” Jongin  menggeleng-gelengkan kepalanya tatkala melihat tingkah konyol istrinya.

BUG!

Nagisa terjatuh saat asyik berlari.

“YA! SAYANG!” pekik Jongin panik.

“Tubuhku tidak kuat…” kata Nagisa.

“Maafkan aku ya,” ucap Jongin langsung membopong tubuh Nagisa dengan kedua tangannya. “Oppa, turunkan saja aku!” Nagisa mengerang sambil terus berusaha lepas dari gendongan Jongin.

“AWWW!” jerit Nagisa kesakitan setelah Jongin menggigit hidungnya. Jongin hanya tak suka kalau Nagisa rewel dan menolak bantuannya.

“Kenapa kaumenggigit hidungku, huh?!” protes Nagisa. “Kalau kaumaish rewel akan kugigit lebih keras dan mungkin akan keluar darah dari kulitmu!” ancam Jongin murka. Tak berani melawan karena takut, Nagisapun terdiam dan memutuskan untuk menurut.

“Sepertinya aku sudah baikan karena banyak berlari tadi,” kata Nagisa setelah sampai rumah. “O ya? Biar kuperiksa,” balas Jongin sambil menempelkan punggung tangannya di kening Nagisa.

“Iya, sudah dingin,” ucap Jongin. “Jadi, aku sudah sembuh ya?”

“Iya…”

“Bagaimana dengan cosplay yang katanya kauperbolehkan?” tagih Nagisa. Jongin menghela nafas sejenak. “Iya, sayang…” jawab Jongin sambil tersenyum.

Oppa… tidak sungguh-sungguh mengizinkanku cosplay, ‘kan?” tanya Nagisa sambil mengerucutkan bibir. Jonginpun menoleh, menatap Nagisa yang tertunduk kecewa.

“Ada kalanya sesuatu yang kita inginkan tidak terlaksana. Aku tidak boleh egois, kausangat ingin ber-cosplay kembali, jadi… aku tidak akan melarang.”

“Kautidak suka ya?” tanya Nagisa.

“…” daripada melontarkan jawaban yang belum tentu bisa Nagisa terima, lebih baik ia diam dan mengikhlaskan apapun yang akan Nagisa lakukan.

Sekonyong-konyong Nagisa memeluk erat Jongin, pelukan yang sangat manja dan kekanak-kanakan. “Kenapa malah memelukku?” heran Jongin.

“Aku akan jadi istri penurut seperti yang kauinginkan… Aku harus berjuang, karena aku wanita yang pantang menyerah!” tekad Nagisa. Jongin mengelus lembut rambut Nagisa yang tergerai dan membalas memeluk istrinya.

“Terima kasih. Aku mencintaimu…” ucap Jongin.

“Aku juga…”

| END |

Wesss… gimana? Udah ngga gantung kan endingnya? Maaf ya, kekurangan saya sejak dulu emang dalam masalah ending. Tapi bukan berarti saya ngga berusaha memperbaiki diri lho! Pasti selalu mencoba untuk jadi lebih baik, lah… Cuman mungkin perkembangannya yang lama.

52 pemikiran pada “When My Wife Sick

  1. Kayaknya, selama baca ini aku nahan napas mulu deh… O_O
    Itu karena saking pengen teriak gegara Jongin! >.<
    Bagus~ ^^ anda telah berhasil membuat saya hampir mati karena kekurangan oksigen. *tepuk tangan* /tendang/
    *maaf sindrom gilaku lagi kumat -_-v*

    Suka

  2. Hihi bagus bgt thor!! Feelnya dapet bgt sumpah. bikin terbang. Nahloh,kalo gk bisa balik tanggung jawab lo thor! Eh baidewei nice ff thor! keep writing ok!! itu eren di shingeki no kyojin ya thor?!

    Suka

  3. Ping balik: Bingo! Team (Chapter 1) | EXO Fanfiction World

  4. hadeh…. jongin oppa sgat nggk peka dr awal fanfic smpai skrang….
    hahaha, sya jga nahan nafas bcanya krna terlalu d bikin melayang oleh ff mu thor… #DAEBAK THOR #KEEP WRITING THOR

    Suka

    • apa ya??
      Ya misal ada FF yg sudah end, trus tiba2 author-ny bikin lagi. Beda sama chaptered yg harus baca dulu past sebelumnya. Kalo sequel walopun gk baca cerita sebelumnya -Insya Allah- readers udah bisa ngerti.
      Kalo di drama itu kaya Reply 1997 yg bikin sequel Reply 1994

      Suka

  5. ………………………………………………………….
    ………………………………………………………….
    ………………………………………………………….
    ………………………………………………………….
    ………………………………………………………….
    Mimisan gueh. Mimisan.
    .
    .
    .
    .
    Ini Keren bingit >,< keep writting ^^





    Bikin yang seru ya~

    Suka

  6. Iih Jongin, gemes deh!
    Bnr kan aku bilanh,, ffnya emg bgs, sequelnya pun sama..
    Bacaan ringan, ga berat ataupun bertele”, dan mengisahkan married-life dr sisi yg lain drpd yg lain (apadeh). Alur ceritanya saeng, yang aku suka, bagus! Johayo!! Keep writing and hwaithing! ^^

    Suka

  7. Aaaaaa !!! Keren masa, bacanya sampe mimisan /?
    Ada lagi ngga yang kaya gini /? Biar aku baca, terus koleksi di bookmark makin banyak. Btw ff mu keren keren thor..
    Keep writing !! Fighting !!

    Suka

  8. hallo aku readerbaru. wida, 93line.
    btw aku suka sama ff jongin-nagisa, aaaa bisa2 bengek kali aku jadi nagisa aaaaa jongong u make me crazy lol
    nice story, feelnya dapet, ada typo tapi gapapa cuz typo is art, overall bagus, bahasanya ringan.
    oiya salam kenal ya Lely :’)

    Suka

  9. Annyeong author aku reader baru di blog mu. Dan lgsg baca ini ff dan mesem-mesemnya ituloh parah>< mau lanjut baca sequel yg lain duluya thor^^

    Suka

  10. Annyeong eonni!
    Sequelnya seru! Jonginnya nggak peka! Istri lagi sakit, malah ditinggal kerja. Jadi nggambekkan nagisanya *hihihi* tapi endnya bagus! Keep writing!!!

    Suka

Comment Is Free of Charge (*^▽^*)