Lock A Pain

lock a pain

Genre: Sistership and angst

Cast: Krystal Jung and Song Qian

Rating: General

Leght: Ficlet

Editor: Classievip21

Krystal Jung, seorang gadis muda yang baru saja pindah ke Kota Seoul. Kepindahannya dikarenakan ibunya yang baru saja meninggal dan ayah tirinya yang akan berpindah tempat kerja. Ya, Krystal tidaklah mempunyai orang tua kandung. Ayahnya meninggal ketika ia berusia 5 tahun akibat serangan jantung. Sedangkan ibunya, beliau mengakhiri hidupnya karena tak sanggup menahan luka batinnya yang disebabkan oleh ayah tiri Krystal yang hobi mabuk-mabukan, menghabiskan uang, dan berselingkuh. Sejak kejadian itu, Krystal jadi sangat menutup diri dan enggan berbagi cerita pada yang lain. Satu teman pun tak ia miliki.

Saat ia pindah ke sekolah barunya di Seoul, tak sedikitpun sifatnya berubah. Teman sekelasnya pun tak ada yang berani berinteraksi dengannya, mereka rasa Krystal adalah seorang gadis yang depresi dan akan berbahaya jika diganggu.

Bukan tanpa alasan mereka berspekulasi seperti itu. Gosip tentang tabiat buruk ayahnya telah menyebar, sebab salah satu murid Seoul High School yang bertetangga dengan Krystal telah membeberkan segala seluk beluk kehidupannya saat ia berada di rumah, tentang ayahnya yang berperilaku semena-mena pada Krystal, pulang malam dengan jalan sempoyongan persis orang mabuk, membawa wanita yang berbeda tiap harinya ke rumah, hingga tentang Krystal yang selalu mengunci rapat mulutnya dan tak mau berbicara sedikit pun. Siapa yang mau mengajaknya bicara dengan keadaan seperti itu?

Suatu hari, salah satu teman sekelas Krystal yang bernama Chanyeol mempunyai ide untuk menjahilinya, saat jam makan siang berlangsung, semua murid diberi semangkuk nasi dan soup. Krystal menatap nasinya dengan tatapan kosong. Saat akan mengambil sumpit, tiba-tiba Chanyeol menaburkan serpihan bekas penghapus di atas nasi Krystal, setelah itu, seisi kelas tertawa. Diluar dugaan, Krystal yang dikira akan marah dan emosinya bergejolak, ternyata masih duduk tegap, sunyi, dan memandang mangkuknya dengan tatapan kosong.

erase

“Hey, dia aneh!” ucap ketua kelas tercengang.

***

Pelajaran berenang akan dilaksanakan. Semua murid kelas XII-A, termasuk Krystal, segera bergegas menuju kamar mandi untuk berganti baju. Krystal mengantri di barisan ketiga dari belakang.

“Permisi. Lebih baik aku yang duluan, melihat penampilanmu yang kurang meyakinkan, pasti jika kau berganti baju akan sangat lama.” Ejek seorang murid perempuan bernama Jinhee sambil mencibir Krystal dan menyalip tempatnya. Ekspresi Krystal tidak berubah, ia tetap menunduk, memasang pandangan kosong, dan bersikap tak acuh seakan menurut.

Melihat tingkah Jinhee yang seenaknya itu dibiarkan oleh Krystal, dua orang yang baris di belakang Krystal pun ikut menyerobot barisannya. Jadilah sekarang ia berdiri di posisi paling belakang. Krystal tetap berekspresi sama, datar.

Sekarang giliran Krystal yang ganti baju. Ia masuk ke ruang ganti, menggantungkan baju seragamnya di pintu, dan mengganti seragamnya menjadi pakaian renang. Beberapa teman sekelasnya kembali ke ruang ganti dengan niat jahil, mereka mencuri seragam Krystal lalu menyembunyikannya ke tempat yang tak bisa dijangkau olehnya. Rencana itu berhasil, saat Krystal selesai memakai baju renang, ia tak menemukan seragamnya.

“Dia pasti kebingungan lalu berteriak-teriak,” bisik si pencuri seragam dari balik dinding dan menunggu reaksi Krystal.

Krystal memang memasang wajah bingung, namun itu hanya berlangsung beberapa saat. Selanjutnya, ia kembali memasang wajah datar seperti biasanya, dan melangkah menuju kolam renang.

***

Pelajaran renang selesai, semua murid seketika berlari ke ruang ganti untuk mengganti baju mereka. Krystal hanya memperhatikan seluruh murid wanita yang tengah antri menunggu giliran bisa masuk ruang ganti baju, dan ia sendiri tak membawa baju seragamnya.

“Hey, kenapa kau cuma diam di situ, kemana bajumu?” tanya salah seorang murid.

“Kurasa hilang.” sahut rekan di sebelahnya.

“Kalau hilang jadi kau tidak pakai seragam, dong? Pasti Ha sonsaengnim tak akan mengizinkanmu masuk. Lebih baik kau pulang saja, hahaha..” ucap murid itu lagi dan diiikuti gelak tawa seisi ruangan.

Setelah mendengarkan perkataan itu, Krystal segera berlalu dari hadapan teman-teman sekelasnya yang -untuk orang biasa- termasuk kejam. Namun tidak bagi Krystal. Ia tak pernah memikirkan seburuk apapun perilaku orang padanya. Baginya sama, semua orang bisa menjadi penyebab sakit hatinya.

Ia menyusuri jalan menuju pintu gerbang dengan pandangan kosong. Tak peduli dengan cibiran dari orang-orang yang melihat Krystal berjalan dengan pakaian renang dan basah kuyup dengan tatapan aneh.

“Dia benar-benar akan pulang, mari kita ikuti sampai pintu gerbang!” ucap salah satu gadis berinisiatif.

“Ide bagus, ayo!” balas temannya setuju. Setelah sampai di depan gerbang, dilihatnya Krystal berhenti sejenak dan menunduk. Namun itu tidak lama, ia berjalan lagi.

== Lock A Pain ==

“Hari ini panas sekali,” rutuk Qian sambil mengibas-ngibaskan tangannya, berharap angin mengenai wajahnya. Tiba-tiba saja langkahnya terhenti, ia tertegun melihat apa yang ada di hadapannya, Krystal yang hanya memakai pakaian renang dan berjalan di depan gerbang dalam kondisi basah kuyup.

yuusaya

“Ada apa ini?” tanya Qian pada Krystal walaupun mereka tak saling mengenal. Krystal menoleh ke arah Qian sejenak, lalu melanjutkan jalannya dan mengabaikan pertanyaan Qian.

“Tu-tunggu!” kata Qian dan langsung mengejar Krystal. Tapi langkahnya terhenti sebentar melihat teman-teman Krystal yang tersenyum sinis dan menertawakan Krystal.

Bocah-bocah yang kejam! batin Qian geram.

Qian kembali mengejar Krystal yang sudah agak menjauh. Tapi dengan mengandalkan kecepatan larinya, Qian berhasil meraih tangan Krystal.

“Datanglah ke rumahku!” kata Qian.

“Euh?” balas Krystal bingung.

“Datanglah!” ia mengulang perkataannya. Krystal pun menyetujuinya.

Sesampainya di rumah Qian, dengan cepat ia menyiapkan handuk dan pakaian ganti untuk Krystal. Setelah itu, disodorkannya semangkuk mie hangat untuk Krystal.

“Makanlah!” ucap Qian sambil tersenyum, namun Krystal tak merespon apapun, ia hanya diam seperti biasa.

“Tidak apa-apa, makanlah!” katanya lagi. Krystal pun meraih sumpitnya, kemudian menyeruput mie yang disediakan Qian. Ia tersenyum lembut melihat Krystal yang makan dengan tenang. Qian pun berdiri setelah Krystal menghabiskan mienya.

mie

“Sebentar ya, aku mau mengambil sesuatu yang bisa kita makan.” ucap Qian, tapi tetap saja Krystal menunduk dan tak menjawab.

Saat Qian di dapur, tiba-tiba ibunya menghampirinya.

“Itu putrinya Tuan Kim dari blok tiga, kan?” tanya beliau.

“Entahlah, ibu mengenalnya?” Qian terkejut dengan pertanyaan ibunya.

“Kau pasti sudah dengar gosip tentang dia, kan?”

“Berita apa? Aku tidak tahu, sungguh.”

“Baik di sekolah maupun di rumah, Ia mengalami banyak kesulitan, aku pun tak bisa membayangkan seberapa dalam sakit yang ia rasakan. Tapi dia bisa bertahan, ia mengunci rapat seluruh rasa sakitnya ke dalam hati kecilnya.” jelas ibu Qian dengan mimik serius, ia tampak tak tega dengan nasib Krystal.

Kini, Qian dan Krystal melalui hari demi hari dengan selalu bersama, bagaikan kakak adik.

Aku tak bisa meninggalkannya.’  Tegas Qian.

“Kau benar-benar kuat, Krystal..” ucap Qian saat mereka berdua sedang duduk menikmati keindahan sungai Han.

“Kuat?” Krystal terlihat bingung dengan ucapan Qian.

“Ya, Kau memiliki banyak masalah, dan menghadapinya dengan tegar seolah tidak terjadi apapun. Kau benar-benar hebat, aku kagum padamu.”

“Harus kuakui, itu bukan karakterku yang sebenarnya, Ini semua karena sisi lainku yang selalu muncul setiap sesuatu yang buruk terjadi. Ia keluar dan mengisap habis seluruh emosi dan rasa sakitku. Jadi aku merasa tidak begitu tersakiti.” ucap Krystal. Kalau boleh jujur, Qian sangat bingung dengan ucapan Krystal. Tapi ia menganggap Krystal hanya berucap sesuai imajinasi yang berkeliaran di alam pikirnya. Qian menganggukkan kepalanya, dan bersikap seolah paham.

Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian, kuharap, aku bisa melakukukan sesuatu untuknya dan memahami rasa sakitnya.

== Lock A Pain ==

Qian baru saja selesai mandi ketika sang ibu menghampirinya dengan tergopoh-gopoh dan berteriak-teriak.

“Qian! Qian! Rumahnya Krystal!”

“Apa, bu? Kenapa?” Qian langsung panik.

“Kau akan tahu sendiri. Ayo kesana, cepat!”

Tanpa pikir panjang, Qian langsung berlari sekuat tenaga menuju rumah Krystal. Berbagai imajinasi dan firasat buruk berkeliaran memenuhi benaknya. Dan batang tubuhnya yang semula tegak, seketika melemah begitu dilihatnya si jago merah tengah mengamuk dan melahap habis rumah Krystal.

“Krystaaaaal!” jerit Qian panik. Kelopak matanya tak sanggup lagi membendung air mata yang sudah tertampung sejak tadi, dan mulai meluncur  pelan-pelan.

Qian sampai pada ujung benang hipotesa yang diuraikannya, dan menarik kesimpulan, bahwa Krystal-lah yang membakarnya. Ia berusaha membalaskan dendamnya pada orang-orang yang mengganggunya dengan membuat kebakaran itu.

“Kau pasti berpikir bahwa aku yang melakukannya, kan?” terdengar suara khas milik Krystal. Qian menoleh ke belakang, dilihatnya kini Krystal yang tengah dibawa oleh pemadam kebakaran untuk diamankan menatapnya lemah dengan bola mata yang nyaris terkatup. Lurus, tertuju padanya.

“Krystal..” Qian berucap pelan. Ia melihat lagi Krystal yang tengah menatapnya dengan pandangan yang sama seperti sebelumnya, namun tatapan itu dengan cepat bercampur dengan senyuman manis yang tak dimengerti maknanya oleh Qian.

“Ayo masuk ke ambulance.” Ucap seorang pemadam kebakaran dan langsung menyeret tubuh lemah Krystal dan membopongnya masuk.

“Krystal!” panggil Qian sekali lagi dengan volume suara lebih keras dan segera berlari mengejar Krystal. Namun ambulance itu sudah terlanjur membawa Krystal menjauh.

“Maafkan aku, Krystal. Maafkan aku..” ucap Qian lemah, air matanya kini semakin deras mengalir iring-beriring, berkejaran dengan penyesalannya akan kesimpulannya yang salah besar.

Ia yang semula mengira bahwa Krystal-lah pelaku pembakaran itu, menyadari kesalahannya. Belakangan, ia tahu bahwa kebakaran itu disebabkan oleh puntung rokok ayahnya yang lupa dimatikan.

– END –

Story telling, bukan asli ide gue. Ya karena menurut gue dalam anime BRS part ini adalah yang paling menyentuh, jadi ya pengen bikin versi f(x)nya.

Makasih Selma udah mau ngedit, ahhh~ kalau dibandingkan dengan sebelumnya, bahasanya sangat berantakan -_-“

12 pemikiran pada “Lock A Pain

  1. Yaa~! Sudah dipost disini rupanya~~ :3
    Huhu, padahal masih banyak banget bagian yang menurutku super-duper cacad loh.. U.u

    Terima kasih banyak unn, sudah diberi kepercayaan jadi editor walaupun kualitas bahasaku masih amatiran, jangan kapok-kapok ngasih job kayak gini ya unn? :3

    Suka

Comment Is Free of Charge (*^▽^*)